Pameran Semar Nggambar Semar adalah kelanjutan dari proyek pameran tunggalnya di Jakarta (bertajuk Hitam Putih Semar Mesem, 2007) dan Surabaya (bertajuk Super Semar Mesem, 2008). Diambilnya Semar sebagai tokoh memang tak lepas dari pergumulannya dengan wayang sejak kecil. Dalam pameran-pameran tunggalnya tersebut, terutama pada Semar Nggambar Semar kali ini, Jiwo ingin meletakkan dasar bahwa Semar bukanlah semata-mata ‘kata benda’ berupa manusia atau sosok dengan kejelasan rupa.
Kontinuitas kreatif dalam berkesenian membuatnya ia merasa dekat dengan sosok Semar. Intensi yang sedemikian dekat, luruh dalam segala aspek, dan bergejolak bersama menjadikan Semar adalah dirinya dan dirinya adalah penampakan Semar. Pengenalan dan penjiwaannya atas tokoh Semar menginspirasi hidupnya. “Semar itu seakan berada di beragam dimensi, ia bisa sembahyang di segala waktu dan ruang,” tutur Jiwo. Inilah yang menyebakan Jiwo ingin juga mempertautkan pola dan peran baru bagi dirinya sendiri, sosoknya berdiri sebagai Semar.
Maka lahirlah sejumlah karya dalam pameran ini yang berhasil mengarungi jiwa Semar, sang guru Ramawijaya dan para Pandawa.
Source : Petikan Pengantar Kuratorial by Mikke Susanto
Icon & Brand Image by : Agung Rudianto
Artwork : Semar Moksa #2, Sujiwo Tejo 2008