Tak ada jalan yang lebih simpel untuk memahami konsep sufisme itu selain music ambient. Maklum, berbeda dengan jenis musik pop biasa, musik ambient lebi pas dinikmati sendiri. seperti halnya kalu kita sedang membaca buku.
Musik ini memiliki unsur pengulangan (repetisi) baik nada maupun irama, sebagai ciri yang paling bisa disimak. sehinga, mirip dengan metode pengulangan mantera yang dipakai penganut tasawuf untuk mencapai kondisi mistik, musik ambient dapat digunakan sebagai medium relaksasi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh, pikiran dan jiwa. Membangkitakan suasana mengambang, samar, mendua atau ambigu, (ambience). Ada alunan nada sedih diantara nada-nada bernuansa riang. Sebaliknya, ada pula alunan nada riang diantara nada bernuansa sedih.
Michael Cretu - mastermind Enigma, dapat disebut pelopor dalam "mencampur sarikan" chants (kidung pujian) Gregorian dengan musik-musik purba yang berasal dari tradisi mistik Timur.
Dunia musik tidak bergerak kedepan atau kebelakang, melainkan bergerak menyamping, menyambar wilayah pinggiran (peripheral), untuk kemudian kembali ke titik pusat (centrum). Pemikiran ini menjelaskan aspek dualitas yang mengangkat musik ambient sebagai sign of the time. Yaitu, peran kompilator dan DJ-DJ yang kemudian menyebarkan nuansa musik ini di lantai dansa. Bermimbar meja turntables, merekalah yang menyebarkan hawa spiritualitas kedunia yang konon masih profan. Ada yang baru dengan Enigma ? A Posteirori....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar