10.2.08

UMAR BIN KHATAB MENANGIS ?

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis ?
Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupunkawan.
Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau
Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatujalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar,sudah menjadi buah bibir di kalangan umat Islam.
Karena itu kalau Umar sampai menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan.

Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis ? Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas tanah.
Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan
salam kepadanya dan duduk didekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini.
Sedangkan
Kisra dan kaisar duduk di singgasana emas berbantalkan sutera".

Nabi berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya. "

Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini.
Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil kita pulang kembali ke sisi-Nya. Perbekalan kita sudah habis, tangan kita penuh dengan bungkusan dosa, lalu apa yang akan kita bawa nanti di padang Mahsyar.

"Celupkan tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaandunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat" .

Bersiaplah, untuk menyelam di "lautan akherat". Siapa tahu Allah
sebentar lagi akan memanggil kita, Bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah,
menangis pun kita tak akan punya waktu lagi .

Source : Dari mailing list Alumni Assalaam

1 komentar:

reactivator mengatakan...

ah... baca tulisan mas ini saya jd inget tarikh yg pernah saya baca dan sekaligus saya rangkum dulu kala...
seingat saya, beliau Umar bin Khatab r.a menangis karena Rasulullah sudah 3 hari menyendiri di suatu tempat/ruang, ya Rasulullah saat itu memang sedang marah kpd istrinya (istri yg mana saya lupa), yg kemudian beliau mendapat wahyu utk menyudahi amarahnya tersebut.
more and less seperti itu seingat saya hehehehehe....

Ya, jika kita benar2 meneladani langkah2 jihad Rosulullah maka apapun yg kita miliki (harta, nyawa, keluarga) akan kita gunakan utk kepentingan agama Alloh.
lebih tepatnya utk menegakkan/meninggikan perintah2 Alloh, jd tidak hanya sekadar infaq, sodaqoh, bangun mesjid, sholat, puasa, lebaran, sungkem, ngaji saja.
karena ada yg lebih utama dari 'ritual-ritual' tsb. :D