31.10.07

CREATING A BRANDED EXPERIENCE : THE BAHAMAS

We want people to look at The Bahamas again and again.


– Vincent Vanderpool-Wallace, Former Director General, Ministry of Tourism, The Islan
d
s Of The Bahamas

Kepulauan Bahama adalah negara yang unik;serangkaian tujuh ratus pulau yang terbentang sepanjang hampir seribu kilometer (sebelah timur Palm Beach Florida dan sebelah utara Kuba). Hanya tiga puluh pulau ini didiami, dengan populasi total sekitar 300 ribu orang. Bahama bukan negara pulau melainkan negara yang terdiri dari banyak pulau. (sama bukan dengan Indonesia)Pada 2003 silam, tempat pariwisata di Karibia secara bertahap memulihkan diri setelah mengalami penurunan jumlah wisatawan pasca serangan teroris 11 September 2001. Tetapi imbas dirasakan oleh kepulauan Bahama mengingat pemulihannya dirasa paling lambat.

Pariwisata di wilayah Karibia tumbuh pada kecepatan 7 persen, sedangkan kecepatan pemulihan Kepuluan Bahama hanya 4,3 persen, dan Departemen Pariwisata setempat beranggapan bahwa penyebabnya adalah cara pemasarannya yang dirasa kurang progressif. Mengingat pariwisata mencakup 60 persen produk domestik bruto kepulauan Bahama dan memberikan setengah lapangan pekerjaan yang tersedia di negeri tersebut. Kelangsungan hidup sebagian besar penduduknya menuntut adanya perubahan besar.

Kepulauan Bahama dipandang secara satu dimensi - persinggahan tropis singkat untuk bersenang-senang di bawah sinar matahari. Tetapi negara itu adalah kepulauan yang terdiri atas tujuh ratus pulau, dengan airnya yang terjernih di dunia dan luas rentang wilayah geografis, kebudayaan, kegiatan serta kepribadiannya. Kepulauan ini memiliki reruntuhan kuno, cagar kuda liar, taman patung, keunikan geologis, spesies langka flora dan unggas, mata air yang menyembuhkan dan gereja serta bangunan sejarah - yang kebanyakan tidak diketahui para wisatawan yang cuma berjemur dipantai. Kekayaan sesungguhnya pulau ini belum banyak diketahui orang, dan itulah yang menjadi masalah terbesar negara tersebut.

Membangun merk melalui desain.


Duffy Design menangkap bentuk geografis maupun semangat Kepulauan Bahama dengan logo ini. Semua orang Bahama merasa terwakili, dan desain ini memberikan negara itu suatu kerangka untuk memasarkan beragam tawarannya. Para perancang Duffy mendasarkan sistem identitas grafis tersebut pada bentuk geografis kepulauan itu. Setiap pulau direpresentasikan dalam bentuk dan warna berbeda. Secara keseluruhan, gambar-gambar itu menampilkan kepulauan indah dan berwarna-warni.

Logo ciptaan tersebut bersifat simbolis sekaligus instruktif. Para tim kemudian menggunakan logo tersebut sebagai dasar suatu sistem yang sangat fleksibel, di mana setiap bentuk dan warna pulau bisa digunakan sendiri-sendiri sebagai merk pulau tersebut. Serangkaian proses dan presentasi membawa hasil yang menggembirakan dan mampu menggerakkan semua orang maupun semua lini di bisnis tersebut. Brand baru tersebut dianggap mengandung kekuatan, dan mereka melihat peran mereka sendiri di dalamnya. Hal tersebut membuat orang-orang Bahama yakin bahwa pemerintah mereka inovatif-dan bekerja keras untuk membantu mereka.

Mereka merasa untuk pertama kalinya, bahwa mereka memiliki perbedaan dan kelebihan yang sekaligus menjadi potensi bagi mereka sendiri. Hal itulah yang menggerkakan masing-masing orang bergerak dalam bisnis pariwisata untuk mulai berpikir dalam satu brand. Sedangkan keseluruhan kampanye pemasaran tersebut adalah cara pandang Carribian experiential terhadap kepulauan Bahama. Kebenaran inti Kepulauan Bahama adalah rentang pengalaman yang mereka tawarkan. Kebenaran inti masalah bisnisnya adalah pulau-pulau luar membutuhkan lebih banyak dukungan dibanding lokasi yang sudah terkenal. Yang harus mampu dikomunikasikan adalah keragaman pengalaman tersebut. Gagasan keragaman itulah yang menjadi prinsip dasar para tim, sedangkan tema yang dipilih adalah "Island Hopping" (lompat dari pulau ke pulau). Slogan ini memang terkesan sangat tidak cerdas tetapi jika ingin membantu kepulauan tersebut, itulah cara langsung mempromosikannya. Media internet pun dipilih dan diluncurkan. Situs tersebut memperlihatkan Kepulauan yang pantas dibanggakan oleh para warganya, mereka menganggap bahwa sekarang mereka punya cara untuk memberitahu kepada warga dunia apa yang negaranya miliki. Selain memberikan identitas baru, situs web tersebut sangat mudah dinavigasi sehingga pengguna ingin menggali lebih dalam. Sehingga para pengguna pun bisa belajar banyak tentang kegiatan dan pemandangan di Kepulauan bahama. Bahamas.com adalah sarana paling ampuh yang sangat mudah digunakan, informatif, dan menyenangkan yang menghidupkan pengalaman 'Island Hopping". Setelah menciptakan posisi, identitas, dan situs web kemudian tiom menjalankan langkah terakhir, yaitu mengabarkan pesan melalui kampanye iklan televisi, maupun media lainnya (majalah gaya hidup, radio, dan tentu saja internet).

Hasil dari sebuah kerja kolaboratif yang membanggakan....

LAND OF WONDERS, SEA OF SENSATIONS



A Lovable Indonesia

Indonesia. A land of wonders, a sea of sensations. A spectacular display of nature at its finest. A grand gesture of warmth and kindness of the more than 200 million lives that call Indonesia home. An astounding assortment of rich history and genuine desire for a brighter future. Lovable Indonesia.

Semua punya rasa yang sama, saya rasa semua akan termotivasi untuk membuat negara ini jadi lebih baik….di segala hal… The Only Indonesia I Love

Sticker image courtesy by Ayip Bali

30.10.07

COUNTRY BRANDING INDONESIA LEMAH

Penciptaan Country Branding (CB) atau citra positif mengenai suatu negara di mata dunia sangat menentukan kesuksesan dalam kompetisi global. Sayangnya, Indonesia dinilai gagal menciptakan CB karena kurangnya konsistensi para pemimpin.

Citra mengenai Indonesia cenderung negatif dan sepotong-sepotong,? kata Teddy Kharsadi, National Chair International Public Relations Association (IPRA) di sela-sela konferensi regional IPRA Asia Pacific 5-6 September di Nusa Dua, Bali. ?Para pemimpinnya sering berbantah-bantah mengenai suatu masalah,? tegasnya, Rabu (5/9).

Inkonsistensi juga terlihat antara pernyataan dan perilaku para pemimpin misalnya dalam hal pemberantasan korupsi, pembalakan hutan, pemberantasan terorisme dan masalah-masalah yang menjadi perhatian dunia lainnya. Belum lagi, kata Teddy, antara pemimpin formal dan informal sering mengalami miskomunikasi sehingga terjadi silang pendapat yang sangat tajam. Dalam situasi itu, upaya kalangan PR untuk menciptakan CB menjadi kurang berarti.

Hal itu diperburuk oleh kurangnya pemahaman pemerintah mengenai perlunya menciptakan CB dengan menonjolkan segi-segi positif dalam perkembangan bangsa. Mestinya, kalau pun ada masalah yang harus lebih banyak diekspose adalah upaya untuk mengatasinya tanpa menutupi masalah itu,? tegasnya.

Presiden IPRA 2007 Phillip Sheppard mengakui, sampai saat ini CB Indonesia memang masih lemah di mata dunia. ?Bayangan saja hanyalah Indonesia adalah negeri yang sangat beragam, sangat luas, memiliki 3 zona waktu dan mengalami masalah deforestasi serta pelestarian orang hutan,? kata pria asal Belgia itu. Citra itu terbentuk oleh pemberitaan di media-massa internasional yang diaksesnya.

Namun, menurutnya, bukan hal yang mudah untuk menciptakan CB dibanding branding mengenai suatu produk. Sebab, masalahnya jauh lebih rumit dan mengandung banyak kontradiksi. Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, konsistensi serta integritas dalam jangka panjang. Semua pihak, menurutnya, harus berperan serta dalam membangun CB dan bukan hanya kalangan pemerintah belaka.

Sementara itu Millicent Denker , Board Member IPRA Malaysia, menyebut CB Malaysia yang sangat kuat saat ini tak lepas dari keberhasilan Mahattir Mohammad saat memimpin negara itu. Terutama karena keberhasilan menciptakan stabilitas, kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi. ?. Pemimpin yang ada saat ini tinggal berusaha mempertahankannya,? ujarnya.

CB itu pula yang membuat branding Malaysia untuk mempromosikan branding pariwisata ?Truly Asia? lebih mudah disampaikan. Sebab, kata Denker, masyarakat dunia sudah menaruh kepercayaan sebelumnya mengenai kondisi di negara itu.

Sumber : Tempo Interaktif

Memasarkan Indonesia Kedalam dan Keluar
Memasarkan Indonesia Kedalam

Repotnya dengan memasarkan Indonesia ke publiknya adalah makin meluasnya persepsi negatif tentang bangsanya sendiri, entah menganggap (orang) Indonesia itu malas, tidak becus, korup, bobrok, dan seterusnya. Padahal sikap semacam ini adalah generalisasi yang berbahaya dan jika berkepanjangan akan menjadi downward spiral alias semakin membuat kita terpuruk. Sikap ini akan membangun atmosfer negatif, saling tidak percaya, turun semangat, stress –lantas bagaimana mau maju? Tentu kita juga tidak perlu mengelabui diri sendiri bahwa Indonesia itu aman tenteram, hebat, dan baik-baik saja, tidak! Tapi mari kita mencoba mengajak dan mengkomunikasikan kepada masyarakat untuk melihat segala sesuatu sesuai proporsi dan konteks tanpa harus melakukan generalisasi yang kelewat negatif.

Banyak yang bisa kita banggakan kok. Dari mulai hal-hal ”klasik” seperti keindahan alam dan sumber dayanya serta ragam budaya sampai prestasi tunas-tunas bangsa di ajang kompetisi internasional. Sayang beribu sayang, hal-hal yang justru berpotensi menumbuhkan kebanggaan kita kepada Indonesia sangat sedikit dikomunikasikan (melalui media massa) dibandingkan dengan hal lain yang sudah menjadi ”makanan sehari-hari”. Kalaupun diberitakan biasanya cepat sekali tenggelam atau dimuat di halaman belakang.

Disinilah pentingnya internal country branding menurut Martin Roll dalam bukunya yang baru dirilis tahun ini, “Asian Brand Strategy – How Asia Builds Strong Brands”. Dua manfaat dari internal country branding adalah kemampuan untuk mempertahankan tenaga-tenaga ahli atau skilled workers dan peningkatan produktivitas akibat terjaganya semangat dan moral.

Sadar atau tidak, manfaat ini adalah bagian dari solusi permasalahan larinya orang-orang Indonesia yang berbakat ke luar negeri (brain drain) –sebuah permasalahan yang sudah sejak lama diatasi oleh Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dengan menumbuhkan nasionalisme yang sangat mengakar. Hasilnya bisa kita lihat negara-negara tersebut maju pesat dengan memberdayakan potensi rakyatnya sendiri yang meskipun mengenyam pendidikan teknik mutakhir di luar negeri tapi tetap kembali untuk berkarya di negara masing-masing. Banyak pula emigran India yang meskipun sudah mapan bekerja sebagai tenaga ahli di Silicon Valley misalnya, tetap meluangkan waktu dan modal untuk mengembangkan usahanya di Bangalore. Dengan demikian, selain mereka membangun kapasitas dalam negeri sendiri, mereka juga melakukan diseminasi pengetahuan dan modal yang konstruktif.

Bolehlah kita setengah bermimpi sejenak: jikalau praktisi komunikasi dan pemasaran nasional bisa berhasil melakukan internal country branding sehingga banyak anak-anak dan profesional Indonesia yang semakin terikat dan peduli dengan Indonesia, bayangkan betapa banyak bakat dalam negeri yang bisa kita “selamatkan” daripada lari ke luar negeri. Betapa banyak ahli komputer, ahli fisika, ahli ekonomi, dan bahkan ahli komunikasi dan periklanan yang bisa dipertahankan untuk berkontribusi ke Indonesia “hanya” dengan menumbuhkan kesetiaan mereka kepada sebuah “brand”, brand Indonesia.

Ironisnya, banyak pakar komunikasi dan periklanan kita yang telah sanggup memasarkan berbagai produk luar negeri dengan sukses. Tapi belum ada yang sukses dan belum ada yang mau memasarkan negeri ini ke bangsanya sendiri. Untuk melakukan itu tidak perlu dengan mengumbar iklan layanan masyarakat yang mungkin nilai komersialnya kecil sementara sebagai perusahaan tentu kebutuhan finansial tetap ada.

Ambil saja contoh pemasaran produk lokal. Kita bisa membuat merek luar negeri menjadi digandrungi dan dipuja di pasar dalam negeri, tapi jarang sekali produk dalam negeri dipasarkan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah trend yang bisa dibanggakan. Jarang sekali, misalnya, sebuah merek lokal yang jika dikenakan para remaja atau profesional di pusat perbelanjaan membuat mereka percaya diri atau bangga. Sering orang merasa lebih bangga mengenakan kaos cinderamata bertuliskan ”I Love New York” atau ”Amsterdam” ketimbang kaos bertuliskan ”Jakarta” atau ”Bunaken” atau kaos-kaos jenaka Joger dan Dagadu.

Memang, para produsen lokal juga perlu menyadari pentingnya memasarkan produk mereka secara tepat dengan strategi pemasaran yang jitu. Tetapi sebelum menunjuk orang lain, ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri apakah industri komunikasi dan periklanan kita mau dan sanggup mendukung produk dalam negeri? Mendukung disini dalam arti memberikan segala daya upaya dan kreativitas meskipun mungkin kemampuan finansialnya dibawah kemampuan perusahaan multinasional asing.

Memasarkan Indonesia Keluar

Terkadang jika kita menonton CNN atau BBC terlintas iklan (pariwisata) beberapa negara tetangga kita terutama Malaysia, Thailand, dan Singapura. Pernah juga iklan tentang Indonesia mengudara di saluran berita internasional itu. Terlepas dari kualitas iklan, yang membedakan iklan para tetangga kita adalah konsistensi mereka. Malaysia dengan semboyan “Truly Asia”nya secara konsisten dan terus-menerus ditayangkan sehingga pemirsa internasional pun semakin lama semakin “terdoktrin” dengan konsep tersebut, berbeda dengan iklan Indonesia yang ireguler. Exposure target market terhadap repetisi suatu iklan untuk membentuk suatu mindset sebetulnya bukan hal baru –dan itulah yang dilakukan Malaysia.

Peran pemerintah disini memang sangat penting tapi hanya sebagai pemegang mandat yang berhak mewakili bangsa secara formal –iklan yang mewakili Indonesia secara resmi mungkin memang harus melalui instansi pemerintah supaya terkontrol. Tapi masih banyak hal bisa kita lakukan sebagai masyarakat dan komunitas bisnis untuk memasarkan Indonesia ke dunia internasional. Contoh paling legendaris mungkin adalah Singapore Airlines. Sebagai sebuah perusahaan, Singapore Airlines mengiklankan dirinya ke berbagai media internasional yang berpengaruh. Iklan-iklan yang dikemas elegan dan manis itu tidak hanya menjual jasa transportasi, tapi juga dengan bangga menunjukkan jati diri perusahaan yang bercorak Asia dan berasal dari Singapura. Seiring dengan prestasi perusahaan, reputasi negara yang dibawanya (Singapura) pun ikut terangkat. Ini hanyalah contoh kecil yang bisa kita lakukan untuk memasarkan Indonesia keluar dalam koridor periklanan profesional.

Kita perlu berbangga bahwa beberapa insan periklanan dan komunikasi Indonesia pernah mendapat penghargaan internasional dan hasil karyanya dikagumi para praktisi luar negeri (yang lagi-lagi menunjukkan bahwa yang berbau Indonesia tidak selalu negatif). Ini pun sebenarnya juga merupakan proses pemasaran Indonesia. Tapi sebaiknya bakat-bakat itu juga diaplikasikan untuk kepentingan yang lebih besar. Betapa dahsyatnya jika bakat-bakat brilian tersebut digunakan untuk menciptakan reputasi Indonesia sebagai bangsa dan negara yang berbudaya, bermartabat, dan berpotensi baik bagi rakyatnya sendiri maupun bagi dunia.

Hampir 80 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928, berbagai elemen pemuda Indonesia berikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa: Indonesia. Mungkin perlu juga praktisi komunikasi dan periklanan kini memiliki semangat satu merek: Indonesia.

Jakarta & Rotterdam,

Magdalena Wenas
Michael C. Putrawenas


Oppsss....

Tapi setidaknya kita boleh lega,Tahun 2008 Pemerintah menjanjikan Indonesia akan memiliki Country Brand. Semoga ! bukan sekedar ikut-ikutan semata.




101 OF THE WORLD'S MOST EXCITING NEW ARCHITECTS


WALLPAPER* ARCHITECT'S DIRECTORY 2007
the world's 101 best emerging practices. Here are the results...…
http://www.wallpaper.com/101/architects-directory.html

ALUN ALUN INDONESIA






INSPIRING INNOVATIONS

It is located in Grand Indonesia Shopping Town, West Mall - Level 3, Jl. M.H Thamrin No.1, Jakarta
It is a one stop shopping which is created as the “Window to Indonesia” to see what Indonesia is like and the “Indonesian Stage” to display world-class cultural and contemporary products which are inspired by the richness of Indonesia’s culture and heritage. AlunAlun Indonesia is the place to make ”Panggung Indonesia” to be the country’s pride and joy.

The Panggung displays Indonesia at its best e.g. handicraft, culinary, tradition and entertainment. It is also the place for edutainment and fun learning about Indonesia’s cultural heritage. AlunAlun Indonesia is created not merely for enjoyment but also to support the development and market for Indonesia’s culture-based products, such as handicraft, craft, food, drinks and entertainment in Indonesia and abroad.
It is usually located at the city centre where all of the major activities are happening, whether it is regarding the government, business people or local residents. Alun-alun is typically surrounded by fascinating mix of stores, different office blocks and exciting family entertainment and leisure centres so it is definitely designed to suit everyone’s need.
“Local Value & Contemporary Spirit”is the value behind the concept of AlunAlun Indonesia in overall. It provides a cross-generation edutainment for shopping, recreation, learn and nostalgia. AlunAlun Indonesia is an innovative speciality store offering high quality Indonesian products, which are based on culture ad heritage with a tagline “Inspiring Innovations”.

29.10.07

PRIA YANG "MENINABOBOKAN" FOTOGRAFI



"SEBISA MUNGKIN, SAYA AKAN MENYUGUHKAN FOTO-FOTO YANG SANGAT JAUH DARI KENYATAAN. KARENA SEHARUSNYA MIMPI ADALAH BAGIAN DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI KITA" (DAVID LACHAPELLE)

Imaginatif. Surreal. Penuh warna. Pop. Komersial. Pornografi. Gila..
Dia tak cuma sekedar menjepret, tapi menuturkan sebuah cerita. Merekam realitas, dan kemudian melebih-lebihkannya dengan obyek yang berpose provokatif, wardrobe yang glamor, dan dikelilingi properti serta setting lokasi yang cenderung mengada-ada. Karyanya ada dimana-mana. Dari halaman mode di berbagai media ternama, iklan, MTV, hingga kampanye produk masa sekelas Burger King. Ia menyutradarai klip-klip artis sensasional Hollywood, hingga film dokumenter. La Chapelle akan menghindari reproduksi yang masuk akal dan berfantasi sesuka hatinya. Fotografer pop art kontemporer hingga dedengkot pop art Andy Warhol pun mengabulkan impiannya dengan merekrut La Chapelle sebagai salah satu majalah internasional Interview. Karena peran Warhol, di akhir tahun 1990-an ia perlahan mulai menyapa popularitasnya. Di 1995 ia menerima penghargaan pertamanya sebagai Best New Photographer of The Year oleh majalah French Photo dan American Photo. Yang dilanjutkan dengan titel Top Ten Most Important People in Photography.
Ia telah menerbitkan empat buku fotografi, ditahun berikunya ia telah menyicip ke lahan video dan film. Film berjudul Rize (2005) lolos dalam festival Sundance. Rize adalah film dokumenter yang meceritakan tentang gaya menari krumping yang menyerbu bagian selatan Los Angeles. Fil ini mendapatkan respon yang luar bisadari beberapa media ternama. The Wall Street Journal menyebutnya "Spektakuler!" Rolling Stones menuliskan bahwa, "ini adalah film yang paling penting". Sedangkan The Washington Post berkata lebih panjang, "Rize mengungkap komunitas dengan masalah yang berlipat ganda, kemiskinan, narkoba, dan kekerasan. Dan mereka terlihat keras kepala dan memiliki respon kepahlawanan yang artistik. "Sangat dramatis dan inspirasional."

28.10.07

MORE IS MORE. Mengapa Tidak ?

SAMSUNG BEIJING 2008 OLYMPIC WORLDWIDE PARTNER
BRAND EXPRESSION CAMPAIGN

Pada umumnya tampilan “logo partnership branding” atau kerja sama antara kedua merek atau logo memilih komposisi (logo signature) yang sangat sederhana, mengekor standar, to the point bahkan dalam visualisasi estetik kadang terlihat tidak menarik, generik, “not fun”, cenderung membosankan. Mungkin bagi desainer grafis lebih memandang proyek partnership branding ini sebagai “bread and butter” pemasok uang ketimbang sebuah koleksi portfolio grafis yang membanggakan.
Eksekusi grafis ini umumnya terjadi pada partnership branding dalam pesta akbar Olimpiade atau pesta olahraga dunia lainnya. Sebagai contoh, visualisasi partnership branding dari logo GE bersanding dengan logo Pesta Olimpiade Athena 2004 ditampilkan hanya dengan batas garis vertikal di antara kedua logo untuk menvisualisasikan citra kerjasama keduanya. Pada akhirnya tampilan logo partnership branding tersebut terlihat begitu sederhana, jernih, mudah dimengerti tetapi sekaligus kehilangan ekspresi nan unik, jauh dari provokatif dan tidak ada bedanya dengan partnership branding antara merek-merek lainnya. Sebuah “jalan yang aman” dan mudah dilupakan publik.

Di Pesta Akbar Olimpiade Beijing 2008, Samsung hadir sebagai official partnership branding dengan agenda yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Samsung menabuh genderang “design pitching invitation” dengan beberapa konsultan merek internasional di Bulan Mei 2006 dengan brief: Samsung membutuhkan sebuah logo partnership branding yang berbeda, tidak generik, “customized” dan menggarisbawahi citra moderen dan aktual dengan positioning sebagai teknologi komunikasi di Pesta Akbar Olahraga Musim Panas mendatang.

Samsung dengan tradisi kultur Asia yang kental menantang ahli strategi merek dan desainer grafis di konsultan merek untuk menghadirkan logo partnership brand yang bisa merangkul dua konsep kultur sekaligus. Konsep heritage Samsung sebagai salah satu perusahaan teknologi garda depan terkemuka dunia dipadu dengan karakter grafis unsur lokal kota Beijing-Cina sebagai penyelenggara Pesta Akbar Olahraga Dunia.

Sejujurnya, sebuah tantangan yang beresiko tinggi. Dalam kondisi ini, prinsip LESS is MORE tidaklah primadona. Umumnya tuntutan kultur Asia dan kerjasama bisnis antara Samsung dan komite Olimpiade Beijing secara tidak langsung menunjuk prinsip MORE is MORE sebagai jawaban visualisasi kampanye. Konsep kampanye yang mengkomunikasikan Samsung sebagai garda depan pendukung teknologi pesta olimpiade tidaklah cukup! Komite Olimpiade Beijing 2008 menuntut elemen grafis kultur lokal Cina dapat dipadukan dengan harmonis dengan ekspresi atau “spirit” teknologi Samsung.

Memadukan dua konsep filosofi dan grafis yang berbeda dalam satu citra totalitas merek sah-sah saja diimplementasikan. Yang menjadi pertanyaan besar adalah seberapa kadar atau level harmonis “sejoli” tersebut. Output ekspresi kampanye dapat berujung menjadi sosok “Frankenstein”, sekedar tempelan sana-sini atau kisah sejoli Cinderella. Happy Ending.

Samsung menjatuhkan pilihan dengan proses yang alot dan waktu yang melelahkan kepada Konsultan merek kantor pusat Landor Associates, San Francisco setelah bergulirnya ide besar Kampanye yang memadukan visualisasi heritage struktur oval Samsung sebagai “cincin energi” perlambang “sport and technology passion” dengan elemen grafis tradisional kota Beijing yang mewakili bentuk dekoratif awan sebagai lambang kekuasaan yaitu otoritas dan kesempatan yaitu kota Beijing itu sendiri.

Melalui proses desain yang panjang selama setahun penuh, tim desainer Landor untuk Kampanye Samsung Beijing 2008 ikut merasakan sebuah proses unik dari pemikiran MORE is MORE yaitu dua konsep besar visual yang berbeda, kini hidup bersama, berpadu bahkan kini diharapkan tampil menyatu tanpa menjadi “chaotic”. Suksesnya sebuah kampanye grafis “cross-heritage business and culture” seperti Samsung tidak berbeda dengan perumpamaan ukuran keberhasilan sebuah negara “melting pot” seperti Indonesia. Dibutuhkan pengorbanan dan keterbukaan untuk saling menerima, berpadu mencapai harmonisasi. Pengorbanan bagi desainer grafis untuk melupakan ego gaya grafis yang dianggap baik olehnya untuk mencapai target komunikasi yang berhasil dan problem solving.

Samsung Beijing 2008 Worldwide Partner
Brand Agency/ Landor Associates-San Francisco
Ad Agency/ JWT Seoul, Cheil Communications Inc.
Creative Director/ John Besford
Art Director/ Henricus Kusbiantoro
Identity Designer/ Henricus Kusbiantoro
Copywriter/ John Besford, Henricus Kusbiantoro
Designer/ Henricus Kusbiantoro, Laura Mango
Illustrator/ Henricus Kusbiantoro, Renee Solorzano
Project Director/ Emily Miller, Thom Wyatt

27.10.07

GUDANG GARAM AD PRINT - AD TVC


POTRET & PANGGUNG LEBARAN

TVC berjudul "Panggung Lebaran". Sebuah TVC non cerita, dengan lagu Hari Lebaran yang berseting di kompleks rumah susun. Seluruh penghuni rumah susun sibuk melakukan persiapan menyambut hari lebaran. Ada yang bersih-bersih, menghias masjid, membuat ketupat, menggelar sajadah, dll. Pesan "Satu kemenangan untuk kegembiraan bersama" ditunjukkan dengan menampilkan banyak elemen masyarakat seperti penghuni rumah susun, hansip, preman, tukang nasi goreng, anak band, pemain tanjidor, penjual bensin oplosan, juga tetangga keturunan tionghoa dan india. Keseluruhan TVC ini dibungkus dengan musik dan tarian ala broadway dengan harapan iklan ini akan menjadi iklan yang meriah dan mudah dimengerti. Sesuai dengan strategi, TVC lebaran hanya akan menjadi iklan yang menggambarkan perayaan kemenangan, sementara penggunaan nilai2 positif bulan Ramadhan disampaikan melalui TVC puasa.



INDONESIA ADYA

Kali ini Octocomm Asia menempuh jalur yang berbeda dari 2 seri rumahku indonesiaku terdahulu. Kalau dulu melihat indonesia dari sudut pandang positif, keindahan alam, musik, tarian, dll, kali ini mereka mengambil rute yang berlawanan. Berawal dari client brief untuk membuat tayangan yang lebih patriotik di hari kemerdekaan ini, maka Octocomm mengambil tema kebangkitan. Well, kita semua tau, kemalangan, keterpurukan, dan bencana datang silih berganti menggerogoti bangsa ini. Tayangan visual ini mencoba mengajak pemirsanya untuk bangkit dari itu semua. Berdiri dan mengembalikan kehormatan bangsa. Menjadi Indonesia yang Adya. Indonesia yang unggul. Konsep kebangkitan tadi dicoba divisualisasikan dengan simbol simbol seperti orang yang bangkit dari tanah yang kekeringan, dari pantai yang hancur dilanda tsunami, dari serangan hama, dan dari dalam lumpur. Mereka kemudian bahu-membahu menarik menara-menara sampai tegak berdiri yang akhirnya membentuk mahkota di puncak gunung sebagai simbol kejayaan.


SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2007

WHAT TO SAY: Untuk moment tahun baru, pesan yang ingin disampaikan adalah "harapan baru" yang kita analogikan sebagai cahaya (senjata yang dibakar dan dilempar ke angkasa) dan diberi nama CAHAYA ASA.
VISUAL CONCEPT: TVC ini tidak ingin menjadi terlalu tradisional dan bertutur tapi lebih kontemporer dan surealis. Indonesia ditampilkan bukan hanya dari landscape, tapi juga kebudayaan seperti pakaian, tarian, lukisan (animasi lukisan bali), senjata dan perabot. Didalamnya juga kita sisipkan keberagaman suku dan persatuan dengan membentuk 5 kelompok yang diwakili dengan 5 wanita sebagai simbol ibu pertiwi.
COPY CONCEPT: Seperti disebutkan di atas, Harapan diolah menjadi "cahaya asa". Tidak seperti iklan Gudang Garam 17an yang menggunakan voice over, kali ini copynya dijadikan lirik dan dinyanyikan. "Beragam warna di Indonesia, menyatu dalam gelora. Harumi bumi, hiasi langit, dengan cahaya asa."


All Image Courtesy of Octocomm Asia

MAYA UBUD

UPAYA MAKSIMAL MENGAPRESIASI ALAM MENGGUGAH SEBUAH KAWASAN PERBUKITAN DI UBUD MENJADI VILLA "PERKAMPUNGAN" YANG PENUH KEJUTAN.

DENTON CORKER & MARSHALL (DUTA CERMAT MANDIRI JKT)
Maya Ubud sebuah resort - terletak di punggung bukit yang diapit dua lembah, Sungai Petanu, dan salah satu anak sungainya - yang di desain bergaya perkampungan, hadir menjawab satu fenomena tersebut.
Resort yang mengedepankan konsep natural ini mampu menyulap lahan seluas dua belas hektar yang terdiri dari punggung bukit, lembah, dan jurang terjal yang mengerikan menjadi kekuatan lansekap yang menakjubkan !. Dengan mengadopsi langgam lansekap pedesaan di Bali, arsitek merancan site plan dengan menarik aris as utama utara-selatan pusat dan tolok ukur pembangunan lingkungan villa selanjutnya. Dalam konteks Bali kuno, aris kuat tersebut merupakan terjemahan dari as utama kaja - kelod yang secara spiritual menghubungkan gunung-gunung di Bali Tengah (kaja) dengan laut di selatan (kelod).


Setelah melalui bangunan lobby, tiga kawasan perkampungan villa dirancang mengikuti lengkungan tebing, sehingga membentuk lansekap oval. Masing-masing perkampungan pun mempersembahkan view berbeda. View persawahan disebelah kanan dan perbukitan di sebelah kiri. Sebagai penguat garis as utama ditanamlah pepohonan kelapa disepanjang jalan menurun ke arah dasar lembah Maya Ubud. Peletakan lumpang terbalik seolah seperti bebatuan yang bermunculan dari dalam tanah menambah unik pemandangan.

Di balik sensasi yang ditawarkan, Maya Ubud sesunguhnya tak hanya mengadopsi lansekap langgam perkampungan di Bali, tapi jua menganalogikan gaya hidupnya. Ia merefleksikan sebuah desa di sebuah desa di kawasan perbukitan Bali yang memanfaatkan punggung bukit sebagai ruang as terbuka dengan desain bale bengong sebagai tempat berkumpul (ruang komunal). Sementara itu, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan lembah, sehingga harus naik ke punggung bukit jika hendak mengambil air.
Selaras dengan langgam lansekap Bali yang teraplikasi, materi natural lokal pun kukuh mendominasi rancangan villa dan bangunan lain. Sebuah karya yang mengagungkan kebesaran alam dan spirit arsitektur Bali telah berpadu harmonis di Maya Ubud. Selamat buat Budiman Hendropurnomo dan tim DCM....

All image courtesy of Maya Ubud Resort & Spa

AMBIENT MUSIC

SETIPIS SEKALIGUS SETEBAL JARAK ANTARA SUARA YANG TEREKAM DI PITA KASET SISI SEBELAH A & SISI SEBELAH B. KIRA-KIRA SEDEKAT SEKALIGUS SEJAUH ITULAH JURANG YANG MENGANGA DIANTARA KEGEMBIRAAN & KESEDIHAN. DAN DI "ANTARA" KEDUANYA TERDAPAT KESENDIRIAN.

Tak ada jalan yang lebih simpel untuk memahami konsep sufisme itu selain music ambient. Maklum, berbeda dengan jenis musik pop biasa, musik ambient lebi pas dinikmati sendiri. seperti halnya kalu kita sedang membaca buku.
Musik ini memiliki unsur pengulangan (repetisi) baik nada maupun irama, sebagai ciri yang paling bisa disimak. sehinga, mirip dengan metode pengulangan mantera yang dipakai penganut tasawuf untuk mencapai kondisi mistik, musik ambient dapat digunakan sebagai medium relaksasi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh, pikiran dan jiwa. Membangkitakan suasana mengambang, samar, mendua atau ambigu, (ambience). Ada alunan nada sedih diantara nada-nada bernuansa riang. Sebaliknya, ada pula alunan nada riang diantara nada bernuansa sedih.

Michael Cretu - mastermind Enigma, dapat disebut pelopor dalam "mencampur sarikan" chants (kidung pujian) Gregorian dengan musik-musik purba yang berasal dari tradisi mistik Timur.

Dunia musik tidak bergerak kedepan atau kebelakang, melainkan bergerak menyamping, menyambar wilayah pinggiran (peripheral), untuk kemudian kembali ke titik pusat (centrum). Pemikiran ini menjelaskan aspek dualitas yang mengangkat musik ambient sebagai sign of the time. Yaitu, peran kompilator dan DJ-DJ yang kemudian menyebarkan nuansa musik ini di lantai dansa. Bermimbar meja turntables, merekalah yang menyebarkan hawa spiritualitas kedunia yang konon masih profan. Ada yang baru dengan Enigma ? A Posteirori....




SUKHUMVIT SOI 53 APARTMENTS, BANGKOK


TO EXPERIENCE A PROJECT BY KERRY HILL ARCHITECTS IS ENJOY THE CHOREORAPHY OF LIGHT AND SADE IN SPACE.









KERRY HILL ARCHITECTS


This small development of four apartments supports this expectation with an exquisite manipulation of solid and screened surfaces. The compound provides apartments for the owner and his three grown children and establishes a private and secluded refuge within the extremes of the Bangkok reality.

The apartments are organized into double-storey duplex units, stacked vertically onto a six-storey solution. The ground floor provides a communal space with swimming pool, dining terrace, gymnasium and entry spaces. The strength of the rectilinear geometries of the apartments is enriched by the fine grain of timber screens, which provide shade and privacy, and by solid masonry enclosures. Both are reflected in the extensive pools.

Clear graphic order of architectural elements and a commitment to beautifully considered detail are a consistent theme in the oeuvre of this practice and this understated example is a worthy recipient for the return of the international award.

THE SECRET OF GIVING

Ketika hidup bermasalah dan keinginan susah dijawab, itu tanda-tanda bahwa Allah rindu kepada kita. Allah ingin kita kembali kepada-Nya, mendekati-Nya dan memohon kepada-Nya. Manfaatkan energi setiap permasalahan dan kesulitan hidup, untuk makin medekatkan diri kita kepada Allah.

Allah senang membantu hamba-Nya yang membantu orang lain. Allah senang memudahkan yang memudahkan orang lain. Dan Allah senang meringankan beban siapa yang mau meringankan beban orang lain. Maka ketika kita punya kesulitan, punya keinginan, ulurkan tangan kepada siapa yang bisa kita bantu. Kita sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit dari kita. Kita susah, tapi pasti ada yang lebih susah daripada kita. Ketika kita membantu mereka, Allah pasti akan membantu kita.

Tidak ada masalah yang lebih besar daripada Kebesaran dan kekuasaan Allah.
Hadapkan segala permasalahan, kesedihan, kegundahan, ketakutan kita kepada Allah. Insya Allah masalah-masalah kita akan dihadirkan solusinya oleh Allah.

Kutipan dari Yusuf Mansur

DONGA MBAH PETRUK

Duh Gusti, kaparinga kawula gampang pados rejeki, lan kadadosna manah kawula leluberan, tan owel ngedumaken rejeki dateng sesami. Mugi gesang kawula mboten kacingkrangan ing sandhang pangan. Gesang kawula tansah kajeglong-jeglong, katangekno kawula dhuh Gusti, lan paringana margi padhang lan jaya wijayaning pangajeng-ajeng. Senadyan sudra lan papa, mugi kawula saged tansah nirahaken gegadhahan kawula kangge sesami. Kateguna badan kula, amrih saged kiyat lan nyakup ing samubarang gawe. Mugi kepanjangaken dhiri kawula, tansah pikoleh ing pambudi daya. Srana nugraha Gusti, mugi namung kabecikan ingkang medal saking lesan kawula. Kawiyarna manah kawula, berbudi bawa leksono. Mugi tadhah kawula tansah wareg ing boga, tuwuk ing kawruh. Kaparingana kawula sura panggah wani njangkah, ngranggeh gegayuhaning ngagesang.


Donga menika rinepto dening Sindhunata

ONLY GOD KNOW'S WHY

Di antara hamba-hamba-Ku yang mukmin ada sebagian yang tidak bisa baik urusan agama mereka kecuali dengan diberi kekayaan, kelegaan dan kesehatan badan. Lalu, Kami menguji mereka dengan kekayaan, kelegaan dan kesehatan badan sehingga baiklah urusan agama mereka. Di antara hamba-hamba-Ku yang mukmin ada pula yang sebagian yang tidak bisa baik urusan agama mereka kecuali dengan diberi kekurangan, kemiskinan dan penyakit sehingga baiklah urusan agama mereka. Aku mengetahui dengan apa hamba-Ku yang mukmin menjadi baik dalam urusan agamanya.Ada diantara hamba-hamba-Ku yang tekun beribadah. Ia bangun dari tidurnya. Ia meninggalkan kelezatan ranjangnya. Ia mengisi malamnya dengan keadaan terjaga. Dirinya kelelahan karena beribadah kepada-Ku. Kemudian Aku jatuhkan rasa kantuk padanya satu atau dua malam. Aku perhatikan dia. Lalu tidurlah ia sampai waktu subuh. Ia terbangun, memarahi dan meyalahkan dirinya. Sekiranya Aku membiarkan dia memenuhi kehendaknya untuk beribadah kepada-Ku, akan masuklah ’ujub (merasa takjub dengan diri sendiri). Ujub membawanya kepada kerusakan karena amalnya. Akhirnya sampailah ia kepada kehancurannya karena takjub dengan amalnya dan merasa senang dengan pencapaiannya. Ia menduga bahwa dirinya sudah melebihi para ahli ibadah. Ia merasa sudah sangat banyak beribadah kepada-Ku. Karena itu, makin jauhlah ia dari-Ku, sambil mengira bahwa ia mendekatkan dirinya kepada-Ku. Janganlah seseorang bersandar kepada amalnya yang ia lakukan untuk memperoleh pahala-Ku. Sekiranya mereka menghabiskan seluruh umurnya untuk beribadah kepada-Ku, mereka masih jauh dari tingkat ibadah yang seharusnya bila mengingat apa yang nereka minta dari-Ku berupa pemberian-Ku, kenikmatan surga-Ku dan ketinggian derajat di sisi-Ku. Kepada kasih-Ku, hendaklah mereka bergantung; karena anugrah-Ku, hendaklah mereka bergembira; dan dengan berbaik sangka kepada-Ku, hendaklah mereka menentramkan dirinya.Dalam keadaan demikian, tercurahlah kasih-Ku kepada mereka; sampailah kepada mereka keridhoan dan ampunan-Ku. Maafku akan meliputi mereka. Inilah aku, Allah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena itulah, Aku menamai Diri-Ku.