“Jogja – Never Ending Asia” dan “Semarang – The Beauty of Asia” yang mencoba mengutilitasi kata “Asia” juga sering dipersepsikan sebagai me-too brand.
Surabaya, yang memperkenalkan “Sparkling Surabaya” (akan saya upload dilain waktu).
Solo tergolong cukup berani dengan The Spirit of Java – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X sempat mengakui bahwa “Java” lebih menarik dijual dibanding kata “Asia”.
Kesamaan bahasa dan budaya dalam suatu region tertentu, membentuk suatu komunitas yang kuat. Wilayah Solo Raya meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten atau dikenal dengan Subosukawonosraten. Orang-orang dari wilayah ini lebih senang mengaku sebagai orang Solo. Contohnya, penjual bakso asal Wonogiri bila ditanya lebih suka mengaku sebagai orang Solo. “Solo nya di mana mas?”, “Wonogiri”, begitulah mereka menjawabnya.
Solo merupakan nama lain dari kota Surakarta. Namun pada perkembangannya kata SOLO kemudian digunakan untuk masyarakat di wilayah ini untuk menyebut lokasi tinggalnya. Walaupun asal mereka dari Sukoharjo, Wonogiri atau Karanganyar mereka tetap menyebutnya sebagai orang Solo. Maka dari itu brand name SOLO the spirit of java, dipilih untuk menggambarkan keterikatan ini. Untuk bentuk kesatuan yang lebih jelas, wilayah atau region mempunyai logo sendiri. Logo region ini diturunkan dari logo utama SOLO the spirit of java. Logo ini terbentuk dari garis-garis lengkung yang terkesan berputar dinamis dengan pusat putaran berbentuk “Lung” yang merupakan stilasi dari delapan unsur filosofi hidup masyarakat Jawa.
7 goresan lengkung menggambarkan 7 distrik yang terdiri dari 6 Kabupaten dan 1 Kotamadya. 1 Lung yang menjadi pusat lingkaran menggambarkan visi bersama untuk maju sekaligus icon yang mewakili kekhasan lokal. Bentuk dan gerak lingkaran menggambarkan dinamisme dan semangat untuk maju bersama.
Terlepas dari teori maupun kunci sukses dalam menjalankan destination branding nya, kita tunggu impact dari Branding Solo The Spirit of Java ini...
Logo merupakan hasil besutan dari Freshblood Indonesia
1 komentar:
Sparkling Surabaya diciptakan Tahun 2005, terdaftar di kementrian Indonesia th 2006, Korea Sparkling didengungkan awal akhir tahun 2006 dan awal tahun 2007....so Mas..siapa yang njiplak siapa?????
Hal ini sudah pernah dipaparkan ke korea ketika tim Surabaya Tourism Promotion Board bertandang ke sana...
...matur nuwun...
agoes indrianto, S.S, Master of Tourism
***the creator of Sparkling Surabaya***
bratazena@yahoo.com
Posting Komentar